Rabu, 29 April 2020

Peristiwa Pertumbuhan Pribadi Manusia

Wawan Setiawan Tirta
Peristiwa Pertumbuhan Pribadi Manusia
Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal hereditas. Manusia terbentuk dari materiil yang lemah. Materiil yang dimaksudkan adalah materiil genetis. Pertumbuhan genetis manusia tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan genetis pada hewan, karena keduanya merupakan organisme. Setiap organisme tumbuh dari keadaan sederhana dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel dan membentuk organisme yang bersusunan sangat kompleks. Pertumbuhan pada masing-masing individu dalam segi proses terdapat hal umum yang sama, namun dalam hal-hal yang khusus belum tentu sama.
 Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal hereditas Peristiwa Pertumbuhan Pribadi Manusia

Berikut ini merupakan ilustrasi singkat mengenai peristiwa pertumbuhan genetis manusia.
Manusia secara genetis, mulanya terjadi dari satu sperma dan satu telur. Satu sperma memasuki sebuah telur dan satu individu baru mulai membentuk diri. Kehidupan awal dari individu sangat diperngaruhi oleh kondisi ibu, yakni wanita yang mengandungnya. Sedangkan peranan ayah adalam menumbuhkan individu baru hanyalah memberikan kemungkinan yang tepat agar individu itu terkonsep. Apa pun yang akan diturunkan oleh seorang ayah kepada anaknya adalah berupa sifat-sifat yang terkandung di dalam satu sperma yang terbuahkan.

Setiap satu tetes air sperma dari pria saja sudah terdiri dari berjuta-juta sperma. Untuk bisa melihat sperma ini orang harus membidikkan mikroskop untuk mengetahui bentuk dan sifat sperma, baru mendapatkan bayangan yang kurang jelas, lama sesudahnya orang baru bisa melihat bentuk sperma terdiri dari bentuk bergerak yang mempunyai bentuk menyerupai bulatan kepala dan berekor panjang. Dengan ekornya itu sperma-sperma bergerak dan berenang cepat mencari sasarannya. Lebih lanjut, orang ingin mengetahui apa yang terkandung di dalam kepala sperma, namun mengalami kesulitan.

Setelah bertahun-tahun orang berusaha meneliti, barulah diketahui, bahwa dalam satu sperma yang kecil itu terkandung benda-benda teramat kecil sejumlah 24 yang disebut kromosom (chromosomes).

Ketika berjuta-juta sperma berenang memasuki rahim ibu, maka hanya satu di antaranya yang bisa sampai ke sasaran yakni telur. Ketika sperma menembus dan memasuki telur, kepalanya mulai membuka dan mensenyawakan 24 kromosom yang tadinya terbungkus.

Karena besar telur adalah beribu-ribu kali besarnya sperma, maka mata telanjang kita bisa mengamatinya sebesar mata ular. Berat sebuah telur manusia diperkirakan sekitar seperjuta gram. Di dalam telur berisikan bahan-bahan makanan dengan satu bulatan kecil yang ringan yang disebut “nucleus”. Isi telur itu baru bisa dilihat dengan mikroskop ketika sperma (yakni kepala saja) memasuki telur dan melepaskan 24 kromosomnya. Dalam waktu yang hampir bersamaan, “nucieus” dalam telur pecah dan melepaskan pula 24 kromosomnya sebagai sumbangan dari pihak ibu untuk membentuk seorang anak.

Dengan demikian, individu baru mulai terbentuk dari 48 kromosom, setiap kromosom mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda-beda. Dua puluh empat kromosom dari ayah dan dua puluh empat kromosom dari ibu, masing-masing berpasangan di dalam indung telur. Dua puluh empat kromosom inilah penentu turunan fisik dari kehidupan pribadi manusia. pertumbuhan berlanjut terus dengan adanya proses “division” dan “redivision” (pembagian sel dan pembagian pembelahan kembali pada sel-sel). Pembelahan dan perpasangan kromosom-kromosom menyerupai rangkaian mata rantai membentuk seperti halnya per yang semakin lama semakin merapat. Pada saat-saat tertentu, rapatan kromosom ini tumbuh lagi dan semakin banyak membentuk butiran-butiran yang menyerupai embun yang disebut “beads”.

“Beads” berisikan “genes”, dan sejauh jangkauan ilmu pengetahuan, “genes” itu merupakan faktor penentu hereditas. Setiap “gene” mempunyai fungsi tertentu dalam pertumbuhan manusia.

Setelah itu semua, maka telur menjadi masak dan masuklah saraf dari pihak ibu. Sel-sel tidak lagi tinggal bersama-sama. Tatkala jumlah sel masih terbatas, sel-sel itu mulai mengadakan, “spesializing” (spesialisasi), yakni beberapa bagian menjadi sel-sel tulang, sel-sel kulit, sel-sel daging, sel-sel otak, sel-sel otot dan sebagainya. Semua sel yang  telah terspesialisasi ini tumbuh terus dan membentuk berbagai bagian dari tubuh manusia.

Di antara semua sel itu ada sejumlah sel tertentu dicadangkan untuk fungsi lain. Sel-sel itu adalah sel-sel “germ” yang terambil dari sperma dan telur yang akan berfungsi sebagai bahan pembenihan. Apabila proses ini terjadi pada anak laki-laki, maka bahan inilah yang memproduksi sperma. Apabila proses ini terjadi pada anak perempuan, maka bahan inilah yang memproduksi telur-telur dalam kandungan. Produksi benih itu akan lebih nyata ketika anak menginjak pubertas. Proses produksi berlangsung terus sepanjang hidup atau hampir sepanjang hidup manusia.

Pertumbuhan sperma agak berbeda dengan pertumbuhan sel-sel. Apabila sel bertumbuh dari luar “germ” maka semua bagian kromosom tumbuh. Namun dalam sel-sel “germ, sel-sel hanya tumbuh dari tiap sepanjang sel, jadi setiap satu sel germ akan menjadi sepasang sperma, dan sperma tidak terbelah lagi. Jelasnya, dari satu sel “germ yang terdiri dari 48 kromosom hanya menghasilkan 2 sperma yang mana masing-masing sperma terdiri dari 24 kromosom.

Produksi sperma pada pria tidaklah  terbatas. Sperma-sperma terjadi dari sel-sel “germ” yang cadangan sel-sel ini dari tahun ke tahun tidak berkurang. Setiap satu kali persetubuhan pria mengeluarkan sekitar 200.000.000 sampai 600.000.000 sperma, maka segera setelah itu terproduksi lagi berjuta-juta sperma pengganti. Tubuh selalu mensuplai bahan-bahan produksi sperma, dan pekerjaan produksi ini secara mekanis seperti kegiatan mesin walaupun tubuh sakit, terluka, atau ketuaan, paling-paling hanya mengurangi jumlah produksi normal.

Pada wanita, meskipun telur-telur juga terjadi dari sel-sel “germ” namun kelangsungan pertumbuhannya berbeda dengan pertumbuhan sperma. Pertumbuhan telur tidak mencapai berjuta-juta jumlahnya. Ketika wanita mencapai masa pubertas diharapkan secara normal hanya akan mematangkan satu telur setiap bulan, ini pun hanya untuk semasa sekitar 35 tahun. Wanita sejak dilahirkan telah memiliki sel-sel “germ” yang baru akan siap memproduksi telur setelah wanita itu menginjak pubertas. Kromosom-kromosom yang akan ia wariskan kepada anak-anaknya di kemudian hari, juga telah terdapat di dalam masing-masing telurnya. Proses pematangan telur hanya berupa pembesaran telur dengan pengisian bahan-bahan makanan yang dipakai untuk memulai kehidupan individu baru.

Proses kejadian telur  tidak jauh berbeda dengan proses kejadian sperma. Proses kejadian telur dari sel-sel “germ” ini disebut proses “reduction”. Setiap telur hanya terjadi dari separo kromosom ibu atau wanita. Perubahan-perubahan dalam struktur kromosom bisa mempengaruhi pekerjaan gene. Apabila dalam masa tertentu “genes” masih berubah, maka sifat-sifat non-hereditas tak akan berkembang, dan hal ini akan mengakibatkan adanya sifat yang sama pada anak. Sifat-sifat yang dihasilkan dari perubahan “genes” adalah sifat-sifat yang hereditas. Dari sinilah tumbuh bakat atau pembawaan pribadi seseorang, yakni karena adanya perubahan-perubahan pada “genes”.

Tidak semua aspek pribadi manusia adalah diwarisi dari orang tuanya. Hal-hal yang tidak diwariskan meliputi beberapa aspek, baik materiil pertumbuhan fisik, maupun mental. Dari sifat-sifat genes yang dimiliki, individu bisa saja menjadi orang yang pemurung, periang, pendiam, lamban, ataupun cerdas. Akan tetapi, keadaan-keadaan fisik dan mental seperti; penyakit, kelelahan, kemiskinan, kegagalan atau kemalasan adalah tidak diwariskan, melainkan diperoleh dari pendidikan. Perlengkapan mental setiap individu sejak lahir adalah  sama seperti halnya pada orang dewasa begitu juga perlengkapan fisik.

Kesamaan materiil hereditas bisa melahirkan individu-individu yang berbeda dalam penampakan fisik. Hal ini juga belum tentu disebabkan karena faktor hereditas, namun karena perbedaan kondisi pertumbuhan dalam tubuh ibu-ibu yang melahirkannya. Dengan demikian, pertumbuhan tersebut dipengaruhi, baik oleh hereditas maupun lingkungan.

Demikianlah telah dibahas peristiwa pertumbuhan awal dari individu secara global. Dengan ulasan di atas kita bisa memperoleh gambaran tentang apa dan bagaimana pertumbuhan itu terjadi. Pertumbuhan terjadi secara fisiologis terhadap materiil kehidupan. Pertumbuhan materiil ternyata tidak hanya kuantitatif, namun juga kualitatif.

*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!
*Semoga anda sukses!