Sabtu, 11 April 2020

Unsur Teks Cerita

Wawan Setiawan Tirta
Teks cerita terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik berada di dalam cerita yang disampaikan secara tersurat ataupun tersirat, yakni tema, amanat, penokohan, alur, latar, dan sudut pandang. Sebaliknya, unsur ekstrinsik berada di luar cerita yang memengaruhi pembentukan unsur intrinsik, misal latar belakang penulis, konsisi alam, dan pengaruh lingkungan (sosial, budaya, ekonomi, dll). Adapun penjelasan mengenai unsur intrinsik teks cerita adalah sebagai berikut;
 Teks cerita terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik Unsur Teks Cerita
Tema
Tema merupakan hal yang mendasari suatu penulisan cerita. Dari ide pokok itu, pengarang meramu cerita untuk menyampaikan suatu pesan tetentu kepada pembaca.

Amanat
Setiap cerita yang disampaikan pengarang mempunyai tujuan menyampaikan suatu hikmah atau pelajaran yang bisa dipetik oleh para pembacanya. Amanat bisa juga diartikan pesan. Dalam pesan itu, pembaca bisa menangkap nilai yang terkandung, yakni nilai moral atau nilai kehidupan. Dengan demikian, pembaca bisa menerapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Penokohan
Peran tokoh dalam cerita sangat penting. Tokoh bisa diperankan oleh manusia, binatang, atau yang lainnya. Ruang lingkup penokohan mencakup watak tokoh, jenis tokoh, dan cara pengarang menggambarkan watak tokoh. Penggambaran watak tokoh bisa dilakukan dengan dua cara, yakni langsung dan tidak langsung. Watak tokoh yang digambarkan oleh pengarang mencerminkan watak manusia dalam kehidupan sehari-hari dalam sifat yang beraneka ragam. Adapun jenis tokoh dibedakan menjadi protagonis, antagonis, dan tritagonis. Penggambaran watak tokoh bisa dilakukan dengan dua cara, yakni langsung dan dramatik (tidak langsung).

Alur
Alur berhubungan dengan jalan cerita atau fase-fase dalam cerita, misalnya fase perkenalan, fase pemunculan masalah, konflik, klimaks, dan penyelesaian. Fase diurut sesuai dengan hal yang dialami tokoh pada suatu masa disebut alur maju. Jika cerita itu dimulai dari sebuah penyelesaian atau konflik, akan penjelasan mengenai pemunculan konflik pada masa tertentu melalui kilas balik. Fase kilas balik ini disebut juga alur mundur.

Latar
Cerita tidak lepas dari waktu, tempat dan suasana. Latar merupakan unsur cerita yang menerangkan hal-hal itu. Latar waktu berkaitan dengan jam, musim, atau masa terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Latar tempat tentu menjelaskan lokasi terjadinya suatu peristiwa yang dialami tokoh. Latar suasana menggambarkan keadaan batin yang dirasakan oleh pembaca dan dialami tokoh dari suatu peristiwa.

Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan cara pengarang memosisikan diri dalam cerita. Pengarang bisa berperan sebagai tokoh utama, tokoh sampingan, ataupun tidak sebagai tokoh. Sudut pandang terbagi menjadi dua, yakni orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata ganti “aku” atau “saya”. Sudut pandang orang kedua menggunakan kata ganti orang kedua “kamu” atau “kalian”. Sudut pandang orang ketiga biasanya menggunakan kata ganti “ia”, ”dia”, atau menyebut nama tokoh. Namun, teks cerita umumnya menggunakan sudut pandang orang pertama atau ketiga.